dikala hujan kau tampak
sama seperti barisan derasnya
aku pulang lepas sepatu
kaupun datang dengan lantang tanpa malu
sengaja kau tutup pintu itu
menguncinya dari dalam ruang
kau gelap kan yang terang
aku terangkan yang redup
sekali lagi kau dorong aku
semua telah habis kau lucuti
kau puja aku malam ini
tapi tidak ku cium lagi keningmu
kaki ku membeku
darahku membiru
tolong lihat mataku
bibirku pun kaku
satu satu...
satu per satu...
durasi mati dimakan kamu
tiada lemas tak pernah ikhlas
kukumu tajam sekali
lidahku menjadi merah
kau benar benar merobeknya
sungguh teliti sekali
sesaat aku tak merasaknnya lagi
kau berdiri dengan temanmu itu
aku benar benar mati rasa kali ini
yang aku rasakan hanya aroma lampu redup
aku melayang tuhan
terimakasih sayang
kau pergi
dan aku pergi
tak terpikir aku pergi dengan indah...
aku mati
betul, aku mati
sekarang benar benar mati
dan aku memang mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar